KUMPULAN PUISI KEMERDEKAAN
UNTUK PERJUANGAN PARA PAHLAWAN
DI HARI KEMERDEKAAN
LANGSUNG COPY PASTE AJA ... ^_^)
Pahlawan Untuk Indonesiaku
Demi negeri
kau korbankan waktumu
demi bangsa
rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang didepan
kau bilang itu hiburan
nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu
bambu runcing yang setia menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
basah dibadan kering dibadan
kini menghantarkan indonesia
kedalam istana kemerdekaan
PUISI
PUISI PAHLAWAN
Pahlawan satu
Bersemayam di lubuk yang paling dalam,
ada sesuatu yang tak akan pernah padam,
meski terkadang kau pun kurang paham,
namun, kami semua dapat merasakan.
Kau……,kau lah pahlawan kami.
karena mu lah kami berarti.
karena dihatimu selalu menyala api
nan memendar menularkan semangat, singkirkan keraguan hati.
Pahlawan dua
Di diri mu kami kan bercermin,
di senyum mu kami dapatkan angin
di kata mu yang selalu kami dengar
tekad menebar menyebar dan berkobar.
Kau korbankan apa pun buat kami
agar hidup sekali ini bisa lebih punya arti
dan kami semua tahu, kau melakukan itu
bukan cuma buat sebuah pamrih, yang semu.
Pahlawan tiga
Koar-koar yang kau dengung-dengungkan
adalah balut atas semua kepura-puraan
dan……………
kau selimuti kami semua dengan ketidak-tahuan
kau mengira kami dalam kebodohan.
Sekarang….. bukalah matamu, pasang kedua telinga di kiri kanan kepala besarmu
dan… yang terpenting tutuplah mulutmu
tak kan mungkin kami panggil engkau dengan sebutan pahlawan,
dan sadarlah…., sebenarnya engkau sudah kesiangan.
Pahlawan Kemerdekaan
PAHLAWAN
jika hilangmu tanpa pusara
jika pusaramu tanpa nama
jika namamu tanpa bunga
penjajah mengatakan engkau derhaka
maka engkaulah pahlawan yang sebenarnya
Gema seabad silam
Inggeris datang meredah Pahang
bersama peluru bersama senapang
membunuh menangkap setiap pejuang
Sungai Semantan berubah merah
bukan sarap hilir ke kuala
bukan rakit mudik ke hulu
arus merahnya menjulang mayat
pahlawan bangsa pahlawan rakyat
tujuh liang dadanya tersayat
Pahlawan!
Untukmu derita untukmu penjara
bukan bintang tersemat di dada
semangatmu api negara berdaulat
namamu terukir di jantung rakyat.
HARI KEMERDEKAAN
Akhirnya
takterlawan olehku
tumpah
dimataku, dimata sahabat-sahabatku
ke
hati kita semua
bendera-bendera
dan bendera-bendera
bendera
kebangsaanku
aku
menyerah kepada kebanggan lembut
tergenggam
satu hal dan kukenal
tanah
dimana kuberpijak berderak
awan
bertebaran saling memburu
angin
meniupkan kehangatan bertanah air
semat
getir yang menikam berkali
makin
samar
mencapai
puncak kepecahnya bunga api
pecahnya
kehidupan kegirangan
menjelang
subuh aku sendiri
jauh
dari tumpahan keriangan dilembah
memandangi
tepian laut
tetapi
aku menggengam yang lebih berharga
dalam
kelam kulihat wajah kebangsaanku
makin
bercahaya makin bercahaya
dan
fajar mulai kemerahan.
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Setahun
yang lalu dia terbaring
tetapi
bukan tidur, sayang
sebuah
lubang peluru bundar didadanya
senyum
bekunya mau berkata, kita sedang perang
dia
tidak ingin bila mana dia datang
kedua
tanganya memeluk senapan
dia
tidak tahu untuk siapa dia datang
kemudian
dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah
sunyi setengah tengadah
menangkap
sepi padang senja
dunia
tambah beku di tengah derap dan suara merdu
dia
masih sangat muda
hari
itu 10 November, hujanpun mulai turun
orang-orang
ingin kembali memandangnya
sambil
merangkai karangan bunga
tapi
yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang takdikenalnya
sepuluh
tahun yang lalu dia terbaring
tapi
bukan tidur, sayang
sebuah
peluru bundar di dadanya
senym
bekunya mau berkata : aku sangat muda
KITA BERJUANG
Terbangun
aku, terloncat duduk,
kulayangkan
pandang jauh keliling,
kulihat
hari'lah terang, jernihkan falak,
telah
lamalah kiranya fajar menyingsing
kuisap
udara
legalah
dada,
kupijak
tanah
tiada
guyah,
kedengar
bisikan
hatiku
rawan:
"kita
berperang,
kita
berjuang!"
sebagai
dendang menyayu kalbu,
bangkitlah
hasrat damba nan larang,
ingin
kemedan ridla menyerbu:
"beserta
saudara turut bejuang!"
MERAH PUTIH
Merah
putih!
dulu,
sebelum kau berkibar di tiang tinggi
dibelai,
dipeluk angin merdeka,
engakau
hanya lambang harapku,
Meski
kau mewakili bangsa tidak berdaya,
tidak
bernama di sejarah dunia,
namun
kau tersimpan dalam hatiku,
lambang
kasihku pada nusaku.
Merah
putih!
kini,
kulihat kau terkibar di tengah bangsa
lambang
kebangsaanku di timur raya,
engkau
panji perjuanganku
mengejar
kemuliaan bagi bangsaku,
dan
demi tuhan pencipta bangsaku,
selama
masih bersiut nafas didada,
denyut
darahku penyiram medan
ta'kan
kembali kau masuk lipatan!