Kategori

contoh Surat pengunduran / resend kerja



SURAT PENGUNDURAN DIRI

Kepada Yth,
Bpk / Ibu Personalia
PT.  PANEN MAKMUR 
Di tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama                                    : RAHMAD SAIIN
Bagian                                  : Distribusi
Tempat / Tgl. Lahir              :  Jombang, 15 November1984




Bersama ini saya mengajukan Permohonan Pengunduran Diri sebagai Karyawan PT. PANEN MAKMUR Terhitung sejak tanggal 06 September 2012. Dikarenakan sakit yang saya alami. Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang di berikan kepada saya selama ini. Dan apabila ada kesalahan yang saya lakukan selama Berkerja sebagai Karyawan saya mohon ma’af yang sebesar-besarnya.
Demikian surat permohonan ini saya buat, saya berharap Bapak Bisa memaklumi hal tersebut. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.


Sidoarjo, 06 September 2012
Hormat Saya



RAHMAD SAIIN

sejarah Yahudi dan Konflik Israel - Palestina


berbicara soal konflik modern Israel-Palestina mungkin bisa dirunut hingga akhir abad ke-19, sebelum pecahnya Perang Dunia I. Saat itu, Timur Tengah merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Ottoman Turki selama lebih dari 400 tahun. Menjelang akhir abad ke-19, Palestina atau saat itu disebut Suriah Selatan dipecah menjadi Provinsi Suriah, Beirut, serta Jerusalem oleh penguasa Ottoman.

Saat itu Palestina didominasi warga Arab Muslim dengan sedikit warga Kristen Arab, Druze, Sirkasian, 
dan Yahudi. Meski hidup di bawah penjajahan bangsa Turki, tetapi kehidupan di kawasan ini bisa dikatakan jauh dari konflik dan kekerasan.

Sementara itu, nun di Benua Biru, warga Yahudi yang banyak tersebar di Eropa Tengah dan Eropa Timur sudah sejak lama memimpikan "kembali ke Zion" atau sederhananya adalah kembali ke tanah yang dijanjikan Tuhan. Namun, imigrasi ke Palestina atau yang mereka sebut sebagai Tanah Israel baru dilakukan secara sendiri-sendiri atau kelompok-kelompok kecil dan niat mendirikan sebuah negara Yahudi belum tebersit.

Niat mendirikan negara Yahudi muncul sekitar 1859-1880 ketika gelombang anti-Semit mulai melanda Eropa dan Rusia. Inilah yang memicu terbentuknya Gerakan Zionisme pada 1897. Gerakan ini menginginkan pembentukan sebuah negara Yahudi sebagai suaka untuk semua bangsa Yahudi di berbagai pelosok dunia. Kelompok ini pernah mempertimbangkan beberapa lokasi di Afrika dan Amerika sebelum akhirnya memilih Palestina sebagai tujuan akhir.


Kongres Zionis Pertama di Swiss 1897.
Kongres inilah yang akhirnya membentuk Gerakan Zionisme
yang menjadi awal cita-cita pembentukan Negara Yahudi.
Seperti disinggung di atas, Palestina saat itu masih berupa kawasan yang menjadi kekuasaan Kekaisaran Ottoman Turki. Gerakan Zionisme yang didukung Dana Nasional Yahudi kemudian mendanai pembelian tanah di Palestina yang masih menjadi jajahan Ottoman Turki untuk pembangunan permukiman para imigran Yahudi. Gelombang imigrasi Yahudi, setelah terbentuknya Organisasi Zionis Dunia, kini menjadi lebih terorganisasi dengan tujuan yang jauh lebih jelas di masa mendatang.

Pada awalnya, imigrasi warga Yahudi ke Palestina tidak menimbulkan masalah di Palestina. Namun, dengan semakin banyaknya imigran Yahudi yang datang, semakin banyak pula tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan permukiman. Konflik dan sengketa perebutan tanah tak jarang terjadi antara kedua bangsa ini.

Semakin meningkatnya jumlah imigran Yahudi di Palestina ternyata juga membuat Kekaisaran Ottoman khawatir. Namun, kekhawatiran mereka lebih didasari fakta bahwa kebanyakan imigran Yahudi itu datang dari Rusia yang adalah musuh utama Ottoman dalam perebutan kekuasaan di kawasan Balkan.

Ottoman khawatir para pendatang Yahudi dari Rusia ini akan menjadi perpanjangan tangan negeri asalnya untuk melemahkan kekuasaan Ottoman di Timur Tengah. Sehingga, kekerasan pertama yang menimpa para imigran Yahudi pada 1880-an di Palestina—khususnya yang dilakukan Turki Ottoman—adalah karena mereka dianggap sebagai bangsa Rusia atau Eropa, bukan karena mereka adalah Yahudi.

Langkah menentang imigran Yahudi pun dilakukan para penduduk lokal, khususnya warga Arab. Mereka mulai memprotes akuisisi tanah oleh pendatang Yahudi. Atas aksi protes ini akhirnya Kekaisaran Turki Ottoman menghentikan penjualan tanah kepada para imigran dan orang asing. Meski demikian, pada 1914 jumlah warga Yahudi di Palestina sudah berjumlah 66.000 orang, separuhnya adalah para pendatang baru

Ketika Perang Dunia I pecah (1914-1918), Kekaisaran Ottoman Turki memilih menjadi sekutu Jerman. Itu berarti, Ottoman Turki berseberangan dengan Inggris dan Perancis yang juga menjadi musuh "alami" Jerman.

Situasi ini diamati dengan baik oleh kelompok Zionis yang semakin kuat dan para pelopor pergerakan nasionalisme Arab. Kedua kelompok ini melihat peluang untuk mendepak Ottoman Turki dari kawasan Timur Tengah sehingga kedua kelompok ini pun memilih untuk memihak Inggris.

Di sela-sela perang, berbagai upaya diplomatik dilakukan baik oleh kelompok Zionis maupun Arab demi kepentingan mereka masing-masing. Salah satunya adalah korespondensi Pemimpin Mekkah Hussein bin Ali dengan Komisioner Tinggi Inggris di Mesir, Sir Henry McMahon.

Inti dari surat-menyurat yang terjadi antara 1914-1915 itu adalah bangsa Arab berjanji akan bersekutu dengan Inggris dan sebagai imbalan di saat perang berakhir Inggris harus mengakui kemerdekaan negara-negara Arab. 

Foto Menlu Inggris 1916-1919, 
Arthur James Balfour dan Deklarasi Balfour (1917) 
yang dianggap sebagai batu penjuru 
berdirinya sebuah negara untuk bangsa Yahudi
Namun, kemudian terungkap bahwa Inggris dan Perancis menandatangani perjanjian Sykes-Picot 1917 yang isinya adalah rencana kedua negara membagi wilayah-wilayah yang dulunya adalah milik Turki Ottoman.

Gerilya diplomatik juga dilakukan kelompok Zionis. Pemimpin komunitas Yahudi di Inggris, Baron Rothschild, membangun hubungan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour.

Kemudian Balfour membuat pernyataan pada 2 November 1917 yang dikenal dengan "Deklarasi Balfour" yang isinya adalah Inggris akan mengupayakan Palestina sebagai rumah bagi bangsa Yahudi, tetapi dengan jaminan tidak akan mengganggu hak keagamaan dan sipil warga non-Yahudi di Palestina.

Dengan isi yang sedemikian mendukung pembentukan negara Yahudi yang dicita-citakan kelompok Zionis, maka tak heran jika Deklarasi Balfour dianggap sebagai batu penjuru terbentuknya negara Yahudi atau Israel saat ini.

Mandat Palestina

Deklarasi Balfour ini kemudian dimasukkan ke dalam Perjanjian Damai Sevres pada 10 Agustus 1920 antara Ottoman Turki dan sekutu di pengujung Perang Dunia I. Inti dari perjanjian ini adalah pembagian wilayah milik Kekaisaran Turki Ottoman. Perjanjian ini sekaligus menandai keruntuhan Kekaisaran Ottoman Turki.

Pembagian ini meliputi wilayah Mandat Perancis seperti Suriah dan Lebanon. Sementara Irak dan Palestina berada di bawah Mandat Inggris. Inggris menempatkan Faisal—putra pemimpin Mekkah Hussein bin Ali—sebagai Raja Irak. 

Sedangkan Palestina dibagi dua. Sebelah timur menjadi Transjordania yang diberikan kepada Abdullah—putra lain Hussein bin Ali. Sedangkan bagian barat yang tetap dinamai Palestina berada langsung di bawah kendali Inggris.

Selama masa Mandat Palestina ini, imigrasi Yahudi ke Palestina bertumbuh secara signifikan. Selain karena mendapat perlindungan Inggris, imigrasi Yahudi ini didorong maraknya gerakan anti-Semit di Eropa, misalnya di Ukraina yang mengakibatkan setidaknya 100.000 orang Yahudi tewas dibunuh pada 1905. 

Antara 1919-1926 sedikitnya 90.000 imigran Yahudi tiba di Palestina, mereka langsung menempati komunitas-komunitas Yahudi yang didirikan di atas tanah yang telah dibeli secara legal oleh agen-agen Zionis dari para tuan tanah Arab.

Tak jarang pembelian tanah ini menggusur para petani penggarap Arab. Kondisi ini membuat warga Arab Palestina merasa disingkirkan. Situasi ini ditambah keinginan menentukan nasib sendiri, semakin menumbuhkan gerakan nasionalisme Palestina.

Selain itu, warga Arab Palestina menentang gelombang imigrasi Yahudi ini karena mereka khawatir, semakin banyaknya warga Yahudi akan mengancam identitas nasional mereka. 

Akibatnya, sepanjang dekade 1920-an, hubungan antara kelompok Yahudi dan Arab di Palestina memanas dan bentrok kekerasan antara kedua kubu semakin sering terjadi

Pada 1920, Ulama Utama Jerusalem Mohammad Amin al-Husayni (1897-1974) menjadi pemimpin gerakan Palestina Arab dan memainkan peranan penting dalam gerakan-gerakan awal menentang Deklarasi Balfour dan imigrasi masif Yahudi ke Palestina. 

Namun, kerusuhan besar pertama di wilayah Mandat Palestina terjadi pada 1-7 Mei 1921 yang dikenal dengan Kerusuhan Jaffa. Awalnya kerusuhan ini adalah antardua kelompok Yahudi yang kemudian melebar hingga melibatkan kelompok penduduk Arab.

Kerusuhan ini berawal saat Partai Komunis Yahudi pada 1 Mei 1921 mengajak bangsa Arab dan Yahudi untuk menggulingkan kekuasaan Inggris di Palestina dan mendirikan sebuah negara Palestina yang berafiliasi dengan Uni Soviet.

Partai menyampaikan niat ini dalam sebuah parade dari kota Jaffa ke Tel Aviv saat merayakan Hari Buruh Sedunia atau May Day. Parade ini melintasi sebuah perkampungan bernama Manshiyya yang berpenghuni campuran Arab dan Yahudi.

Ternyata ada parade May Day lain yang dilakukan kelompok pesaing dari Tel Aviv, Ahdut HaAvoda. Kelompok ini melakukan parade tanpa memberitahu polisi. Saat kedua kelompok bertemu, bentrokan tak terelakkan.

Polisi berusaha memisahkan sekitar 50 orang pengunjuk rasa komunis. Sementara warga Arab Kristen dan Islam ikut campur untuk membantu polisi melawan orang Yahudi. Insiden ini dengan cepat menyebar ke bagian selatan kota.

Warga Arab di Jaffa mengira terjadi pemukulan terhadap saudara-saudaranya sambil membawa berbagai senjata menyerang permukiman Yahudi. Selanjutnya kerusuhan berlanjut selama beberapa hari di beberapa kota, seperti Rehovot, Kfar Sava, Petah Tikva, dan Hadera. 

Kerusuhan itu berakhir pada 7 Mei 1921 dan mengakibatkan 47 orang Yahudi serta 48 orang Arab tewas. Selain itu, 146 orang Yahudi dan 73 Arab terluka. Ribuan warga Yahudi Jaffa akhirnya meninggalkan kota itu dan mencari perlindungan di Tel Aviv yang pada saat itu masih didominasi tenda dan rumah-rumah sementara di tepi pantai.

Salah satu akibat dari kerusuhan Jaffa ini adalah pembentukan Haganah—pasukan para militer Yahudi. Haganah inilah yang menjadi cikal bakal angkatan bersenjata Israel kelak.

Kerusuhan Palestina 1929

Insiden ini terjadi pada akhir Agustus 1929, akibat dari perebutan Tembok Barat Jerusalem antara kelompok Arab dan Yahudi yang meningkat menjadi aksi kekerasan.

Dalam kerusuhan yang terjadi pada 23-29 Agustus 1929 itu, sebanyak 133 warga Yahudi dan 110 warga Arab tewas serta lebih dari 600 orang dari kedua kubu terluka. Seusai kerusuhan, Pemerintah Mandat Palestina mengajukan para tersangka provokator ke meja hijau.

Dari hasil sidang itu, 26 warga Arab dan dua warga Yahudi terbukti membunuh dan dijatuhi hukuman mati. Hukuman denda juga dijatuhkan secara kolektif kepada warga Arab di Hebron, Safed, dan sejumlah desa. Denda yang terkumpul kemudian diberikan kepada para korban kerusuhan.

Kerusuhan ini kemudian diselidiki sebuah komisi investigasi yang dibentuk Pemerintah Inggris. Hasilnya, komisi investigasi menyarankan agar Pemerintah Inggris meninjau ulang kebijakan imigrasi dan penjualan tanah kepada bangsa Yahudi.

Setelah kerusuhan 1929, situasi politik di Mandat Palestina, meski tidak mendingin, tetapi relatif terkendali. Hingga pecahlah Revolusi Arab (1936-1939) di Palestina yang bertujuan menentang kekuasaan Inggris dan mencegah imigrasi Yahudi yang kembali masif. 

Revolusi itu sendiri berakhir dengan kegagalan dan korban jiwa yang besar. Akibat revolusi tiga tahun 
Revolusi Arab (1936-1939)
itu, 300 orang Yahudi, 5.000 warga Arab, dan 262 polisi Inggris tewas. Selain itu, lebih dari 15.000 orang luka-luka. Meski gagal, revolusi ini memberi dampak signifikan bagi warga Yahudi, Arab, dan penguasa Inggris




Sebuah bus dilengkapi besi pelindung 

untuk mencegah batu dan barang-barang lain

yang dilemparkan oleh kelompok revolusioner Arab 

yang mengincar warga Yahudi.



 Konflik terbesar dalam sejarah Mandat Palestina adalah apa yang disebut dengan Revolusi Arab (1936-1939). Revolusi ini dipimpin Imam Besar Jerusalem Mohammad Amin al-Husayni.

Konflik ini diawali terbunuhnya seorang ulama asal Suriah, Izz al-Din al-Qassam, pada November 1935. Al-Qassam memang dikenal sebagai seorang ulama yang anti-Inggris dan anti-Zionisme. Dia merekrut para petani dan memberi mereka latihan militer.

Pada November 1935, dua anak buah al-Qassam terlibat bentrok dengan polisi Inggris dan menewaskan seorang polisi. Akibatnya, polisi memburu dan menewaskan Al-Qassam di sebuah gua dekat Ya'bad, Tepi Barat. Kematian ini dengan cepat menyulut kemarahan warga Arab di Palestina.

Faktor lain pemicu Revolusi Arab adalah penemuan kiriman senjata dalam jumlah besar di pelabuhan Jaffa yang ditujukan untuk Haganah, pasukan paramiliter Yahudi. Fakta ini memunculkan ketakutan bahwa Yahudi akan mengambil alih Palestina semakin meningkat. 

Pada 1935, angka imigrasi Yahudi ke Palestina juga meningkat, hanya beberapa bulan sebelum Revolusi Arab Pecah. Antara 1933-1936 lebih dari 164.000 imigran Yahudi tiba di Palestina. Pada 1936, populasi warga Yahudi mencapai 370.000 orang membuat hubungan antara warga Arab dan Yahudi semakin panas.

Revolusi Arab benar-benar dimulai pada 15 April 1936, ketika konvoi truk dari Nablus menuju Tulkarm diserang dan menewaskan dua warga Yahudi. Sehari setelah serangan itu, kelompok bersenjata Yahudi balas menyerang dan membunuh dua pekerja Arab di dekat Petah Tikva. Aksi saling balas terus meluas dan sejumlah jenderal Arab menyatakan perang. 

Pemerintah Inggris akhirnya harus turun tangan untuk mengatasi keadaan. Pasukan Inggris di Palestina mendapat bantuan dari Haganah akhirnya bisa mengakhiri Revolusi Arab pada 1939. Akibat revolusi ini, 5.000 warga Arab, lebih dari 300 warga Yahudi, dan 262 tentara Inggris tewas. Selain itu, sedikitnya 15.000 warga Arab terluka.

Imam Besar Amin al-Husayni yang menjadi pemimpin revolusi berhasil mendapatkan suaka di Lebanon, Irak, Italia, dan akhirnya Nazi Jerman.

Dampak Revolusi Arab

Apa dampak Revolusi Arab yang gagal ini dalam perkembangan Palestina? 

Selama upaya dan seusai memadamkan Revolusi Arab, Inggris menggelar sejumlah investigasi soal penyebab pertumpahan darah selama tiga tahun itu.

Salah satu hasil penyelidikan yang cukup signifikan adalah Komisi Peel (1936-1937). Komisi ini adalah yang pertama kali mengajukan solusi dua negara. Komisi ini mengusulkan agar Palestina dibagi dua, satu bagian untuk bangsa Yahudi dan satu bagian lainnya diberikan bagi bangsa Arab.

Negara Yahudi, sesuai rekomendasi komisi, meliputi kawasan pantai, Lembah Jezreel, Beit She'an, dan Galilea. Sementara Negara Arab akan meliputi Transjordania, Yudea, Samaria, Lembah Jordania, dan Negev.

Para pemimpin Yahudi di Palestina terbelah pendapatnya menanggapi rekomendasi ini. Sementara para pemimpin Arab dengan tegas menolak usulan solusi dua negara ini.

Pada Mei 1939—beberapa bulan sebelum Perang Dunia II pecah—Inggris kembali mencoba memberikan solusi di tanah Palestina. 

Kali ini adalah solusi satu negara Palestina. Di mana dalam jangka pendek Pemerintah Inggris akan menentukan kuota jumlah imigran Yahudi yang bisa memasuki Palestina. Di masa depan, jumlah kuota ini akan ditentukan pemimpin Arab.

Selain kuota, Inggris juga melarang imigran Yahudi membeli tanah dari warga Arab demi mencegah gesekan sosial antara kedua kubu. Aturan-aturan ini berlaku hingga masa mandat Inggris di Palestina berakhir yang hampir bersamaan dengan pecahnya Perang Dunia II.

Perang Dunia II yang diikuti holocaust alias pemusnahan massal bangsa Yahudi di Eropa membuat semakin banyak bangsa Yahudi yang mencoba meninggalkan Eropa. Akibatnya, para pemimpin Yahudi di Palestina merancang imigrasi ilegal ke Palestina yang menciptakan ketegangan lebih besar di kawasan tersebut.

Perang Dunia II pecah
ditandaiblitzkrieg atau serbuan kilat pasukan Nazi Jerman ke Polandia, 1 September 1939. Sebelum Polandia, Jerman terlebih dulu menduduki Austria dan Cekoslovakia.

Salah satu babak paling kelam dalam Perang Dunia II adalah praktik Holocaust atau pemusnahan massal bangsa Yahudi di Eropa oleh Nazi Jerman. Sejarah mencatat, 6 juta orang Yahudi tewas dibantai di seluruh penjuru Eropa.
Bagian depan kamp konsentrasi Auschwitz,
Polandia yang digunakan Nazi Jerman
untuk memusnahkan bangsa Yahudi
antara 1942-1944. Saat disidang di Nuerenberg,
 Komandan Kamp Auschwitz,
Rudolf Hess mengatakan setidaknya
 tiga juta orang Yahudi tewas di kamp itu
baik karena kelaparan atau dibunuh



Kekejaman Nazi Jerman pimpinan Hitler ini membuat semakin banyak warga Yahudi ingin meninggalkan Eropa menuju ke Palestina. Namun, niatan itu terhalang karena kebijakan Inggris yang beberapa bulan sebelum perang pecah menerbitkan apa yang disebut dengan White Paper 1939.

Buku putih ini adalah solusi lain dari hasil rekomendasi solusi dua negara Palestina—seperti tercantum dalam rekomendasi Komisi Peel 1937—yang ditolak kedua pihak. Dokumen ini pada intinya adalah Inggris mempersiapkan sebuah negara Palestina yang akan dikelola warga Arab di kemudian hari.

Selain itu, dokumen White Paper ini juga membatasi jumlah dan imigrasi warga Yahudi ke Palestina. Sesuai dokumen ini, jumlah imigran Yahudi ke Palestina akan dibatasi hanya 75.000 orang hingga 1944. Rinciannya adalah kuota 10.000 imigran per tahun dan bisa menjadi 25.000 orang jika dalam kondisi darurat pengungsi.

Dalam bagian lain dokumen itu juga dijelaskan bahwa di masa depan, imigrasi bangsa Yahudi harus mendapatkan izin penduduk mayoritas Arab dan melarang imigran Yahudi membeli tanah dari bangsa Arab.

Imigrasi ilegal

Pemusnahan massal dan sistematis bangsa Yahudi di Eropa membuat sejumlah organisasi Yahudi mencoba melakukan imigrasi ilegal. Setidaknya 100.000 orang Yahudi menggunakan 120 kapal dalam 142 pelayaran mencoba menyelundup ke Palestina.

Namun, Inggris yang menempatkan delapan kapal perangnya untuk memblokade perairan di sekitar Palestina berhasil menggagalkan sebagian besar upaya imigrasi ilegal itu.

Para imigran yang gagal masuk Palestina itu kemudian dibawa dan ditahan di kamp pengungsi di Siprus. Beberapa ribu lainnya ditahan di Palestina dan Mauritius.

Sebanyak 50.000 imigran ditahan Inggris dan sekitar 1.600 imigran tewas tenggelam, serta hanya beberapa ribu orang yang berhasil lolos ke Palestina di masa-masa itu. 
Salah satu insiden terkenal di masa-masa imigrasi ilegal ini adalah insiden kapal Patria. Pada akhir 1940-an, kebijakan Nazi atas bangsa Yahudi adalah mendeportasi mereka dari Eropa ke tempat lain, belum sampai pada taraf memusnahkan.

Untuk mengeluarkan bangsa Yahudi dari Eropa, Nazi Jerman menyewa tiga kapal di Romania, yaitu Atlantic, Pacific, dan Milos, yang secara total mengangkut 3.600 orang Yahudi.

Kapal-kapal ini meninggalkan Pelabuhan Tulcia, Romania, menuju Palestina. Seperti telah diduga, ketiga kapal ini dicegat kapal-kapal perang Inggris dan penumpangnya dipindahkan ke kapal Patria dan akan dibawa ke Mauritius.

Nah, rencana memindahkan warga Yahudi ke Mauritius ini diketahui Haganah—pasukan paramiliter Yahudi di Palestina. Untuk mencegah pemindahan itu, aktivis Haganah memasang sebuah bom kecil di kapal Patria dan berharap bisa merusak mesin kapal itu sehingga kapal itu akan tertahan di Pelabuhan Haifa.

Celakanya, pada saat 130 penumpang terakhir masuk ke Patria, bom meledak dan menimbulkan lubang besar di lambung kapal. Akibatnya, kapal itu tenggelam dengan cepat dan menewaskan 267 penumpangnya.

Meski di masa Perang Dunia II ini imigrasi Yahudi ke Palestina tidak terlalu mudah, tetapi beberapa ribu orang Yahudi masih bisa masuk ke Palestina dan selamat dari pembantaian yang dilakukan Hitler.

Perang Dunia II Pecah,
ditandaiblitzkrieg atau serbuan kilat pasukan Nazi Jerman ke Polandia, 1 September 1939. Sebelum Polandia, Jerman terlebih dulu menduduki Austria dan Cekoslovakia.

Salah satu babak paling kelam dalam Perang Dunia II adalah praktik Holocaust atau pemusnahan massal bangsa Yahudi di Eropa oleh Nazi Jerman. Sejarah mencatat, 6 juta orang Yahudi tewas dibantai di seluruh penjuru Eropa.
Bagian depan kamp konsentrasi Auschwitz,
Polandia yang digunakan Nazi Jerman
untuk memusnahkan bangsa Yahudi
antara 1942-1944. Saat disidang di Nuerenberg,
 Komandan Kamp Auschwitz,
Rudolf Hess mengatakan setidaknya
 tiga juta orang Yahudi tewas di kamp itu
baik karena kelaparan atau dibunuh

Kekejaman Nazi Jerman pimpinan Hitler ini membuat semakin banyak warga Yahudi ingin meninggalkan Eropa menuju ke Palestina. Namun, niatan itu terhalang karena kebijakan Inggris yang beberapa bulan sebelum perang pecah menerbitkan apa yang disebut dengan White Paper 1939.

Buku putih ini adalah solusi lain dari hasil rekomendasi solusi dua negara Palestina—seperti tercantum dalam rekomendasi Komisi Peel 1937—yang ditolak kedua pihak. Dokumen ini pada intinya adalah Inggris mempersiapkan sebuah negara Palestina yang akan dikelola warga Arab di kemudian hari.

Selain itu, dokumen White Paper ini juga membatasi jumlah dan imigrasi warga Yahudi ke Palestina. Sesuai dokumen ini, jumlah imigran Yahudi ke Palestina akan dibatasi hanya 75.000 orang hingga 1944. Rinciannya adalah kuota 10.000 imigran per tahun dan bisa menjadi 25.000 orang jika dalam kondisi darurat pengungsi.

Dalam bagian lain dokumen itu juga dijelaskan bahwa di masa depan, imigrasi bangsa Yahudi harus mendapatkan izin penduduk mayoritas Arab dan melarang imigran Yahudi membeli tanah dari bangsa Arab.

Imigrasi ilegal

Pemusnahan massal dan sistematis bangsa Yahudi di Eropa membuat sejumlah organisasi Yahudi mencoba melakukan imigrasi ilegal. Setidaknya 100.000 orang Yahudi menggunakan 120 kapal dalam 142 pelayaran mencoba menyelundup ke Palestina.

Namun, Inggris yang menempatkan delapan kapal perangnya untuk memblokade perairan di sekitar Palestina berhasil menggagalkan sebagian besar upaya imigrasi ilegal itu.

Para imigran yang gagal masuk Palestina itu kemudian dibawa dan ditahan di kamp pengungsi di Siprus. Beberapa ribu lainnya ditahan di Palestina dan Mauritius.

Sebanyak 50.000 imigran ditahan Inggris dan sekitar 1.600 imigran tewas tenggelam, serta hanya beberapa ribu orang yang berhasil lolos ke Palestina di masa-masa itu.
Salah satu insiden terkenal di masa-masa imigrasi ilegal ini adalah insiden kapal Patria. Pada akhir 1940-an, kebijakan Nazi atas bangsa Yahudi adalah mendeportasi mereka dari Eropa ke tempat lain, belum sampai pada taraf memusnahkan.

Untuk mengeluarkan bangsa Yahudi dari Eropa, Nazi Jerman menyewa tiga kapal di Romania, yaitu Atlantic, Pacific, dan Milos, yang secara total mengangkut 3.600 orang Yahudi.

Kapal-kapal ini meninggalkan Pelabuhan Tulcia, Romania, menuju Palestina. Seperti telah diduga, ketiga kapal ini dicegat kapal-kapal perang Inggris dan penumpangnya dipindahkan ke kapal Patria dan akan dibawa ke Mauritius.

Nah, rencana memindahkan warga Yahudi ke Mauritius ini diketahui Haganah—pasukan paramiliter Yahudi di Palestina. Untuk mencegah pemindahan itu, aktivis Haganah memasang sebuah bom kecil di kapal Patria dan berharap bisa merusak mesin kapal itu sehingga kapal itu akan tertahan di Pelabuhan Haifa.

Celakanya, pada saat 130 penumpang terakhir masuk ke Patria, bom meledak dan menimbulkan lubang besar di lambung kapal. Akibatnya, kapal itu tenggelam dengan cepat dan menewaskan 267 penumpangnya.

Meski di masa Perang Dunia II ini imigrasi Yahudi ke Palestina tidak terlalu mudah, tetapi beberapa ribu orang Yahudi masih bisa masuk ke Palestina dan selamat dari pembantaian yang dilakukan Hitler.

The Legend

Full Movie

.
-iki-saiin.blogspot.com


The Legend



Film Legend yang menampilkan Seni Bela diri dari Hong Kong ini bercerita tentang kaisar jahat dan cinta sejati. Rahasia Red Lotus Flower Masyarakat berkomitmen untuk menggulingkan Manchu Kaisar jahat dan antek-anteknya. Satu Gubernur nya dikirim pada misi untuk mengambil daftar anggota yang masyarakat rahasia. Sementara itu, Canton kung fu praktisi Fong Sai-Yuk jatuh cinta dengan putri cantik dari seorang pedagang kaya, baru-baru ini pindah ke Canton. Ayahnya, dalam upaya untuk mendapatkan pengaruh di wilayah ini dan dengan demikian meningkatkan bisnisnya, menawarkan putrinya menikah dengan pemenang kontes kung-fu. Beberapa yang menarik jender peran-pembalikan berlangsung selama 'komedi kesalahan





Movie Jackie Chan Who Am I

Full  Movie


iki-saiin.blogspot.com


Who Am I?

Adalah film aksi seni bela diri 1998 Hong Kong, yang dirilis oleh Golden Harvest. Film ini disutradarai oleh dan dibintangi Jackie Chan, yang juga membawakan lagu yang memainkan atas kesalahan akhir credits.








The Accidental Spy (Jackie Chan)



The Accidental Spy

(Hanzi tradisional: 特務迷城) adalah sebuah film aksi yang sebagian besar berlokasi di Seoul (Korea Selatan) dan Istanbul (Turki). Sutradara film ini adalah Teddy Chan dan dibintangi Jackie Chan, Eric Tsang, Vivian Hsu, Wu Hsing-kuo, Kim Min, dan masih banyak lagi. Jackie Chan dan Raymond Chow bertindak sebagai produser. Film ini dirilis oleh distributor Golden Harvest pada tahun 2001.







Full Movie


-iki-saiin.blogspot.com

Rumah Bekas Kuburan





Rumah Bekas Kuburan

Merupakan film horor Indonesia yang dirilis pada 2 Februari 2012 yang disutradarai oleh Irwan Siregar serta dibintangi oleh Julia Perez dan Fifie Buntaran.











Full Movie 


-iki-saiin.blogspot.com

Sinopsis 

Karina tidak pernah tahu, bahwa Larasati adalah istri sah Danu. Karena himpitan ekonomi, Karina mau saja diajak menikah oleh Danu. Setelah beberapa hari menikah, Larasati datang melabrak Danu dan Karina di sebuah rumah yang baru saja mereka beli. Larasati mengamuk, namun tenaga Danu lebih kuat. Larasati terlempar dan menimpa anaknya. Ibu dan anak itu tewas mengenaskan. Danu mengubur Larasati dan anaknya di halaman rumah di tengah malam buta. Akibat penguburan yang tidak layak itulah, Larasati dan anaknya bangkit dengan sejuta dendam terhadap Karinia.
Sepeninggal Danu, Karina didatangi Larasati dalam wujud kuntilanak cantik. Larasati memaksa Karina harus menikah sebanyak lima kali. Anehnya setiap menikah resmi, laki-laki yang menjadi suami Karina menjadi korban dan meninggal. Karina harus melakukan ritual-ritual aneh demi keawetan roh Larasati. Karina sempat menolak semua hal ini, namun Larasati mengancam akan membunuh Shendy anak Karina satu-satunya dari Danu. Karina sudah tiga kali menikah dan semua meninggal. Tinggal dua korban lagi tugas Karina selesai

Hantu Jamu Gendong




Hantu Jamu Gendong 


Adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2009. Film yang disutradari oleh Koya Pagayo ini dibintangi antara lain oleh Julia Perez, Dimas Aditya, Fendi Trihartanto, Rina Hasyim, dan Diah Cempaka Sari.
Film Hantu Jamu Gendong merupakan film yang diangkat dari urban legend yang terjadi di Indonesia







Full Movie

-iki-saiin.blogspot.com

Sinopsis


Kafka yang tengah menyusun skripsi tentang fenomena kaum urban yang tertarik mengadu nasib di kota besar. Bersama dengan Meisya, kekasihnya, sesekali Kafka menerima permintaan untuk membantu membuatkan karya tulis, atau skripsi, dari teman-teman sekampus.
Sampai satu ketika, Kafka mendengar kabar tentang musibah yang menimpa teman-temannya, yaitu Rio dan Nadya dimana mereka telah mendatangi tempat angker yang diyakini dihuni oleh arwah gentayangan penjual jamu gendong. Kafka terpancing untuk mengetahui lebih dalam seluk beluk hantu itu. Ia bermaksud memasukkan hantu jamu gendong sebagai kolom khusus di penulisan skripsinya. Karena, semasa hidupnya, penjual jamu gendong yang aslinya bernama Sri ini, adalah kaum urban yang meyakini kota solusi tepat untuk memperbaiki taraf kesejahteraan, dibandingkan dengan desa.
Kafka, Meisya, dan Andin pun ke tempat yang diyakini sering menjadi tempat penampakkan hantu jamu gendong. Pada malam itu juga, Kafka mencoba mempraktikkan mitos cara untuk menghadirkan hantu itu. Apa yang terjadi kemudian di luar dugaan. Hantu jamu gendong betul-betul menampakkan wujud dirinya. Mereka pun diteror makhluk halus dan mengacaukan ketenangan hidup Kafka. Konsentrasi Kafka menggarap skripsi pun terbengkalai.
Arwah Sri alias hantu jamu gendong sesungguhnya tengah menuntut balas atas sakit hatinya diperlakukan hina oleh siapapun yang mempraktikkan mitos penghadiran dirinya itu. Kafka, Meisya, dan Andin pun bertahan dan memikirkan jalan keluar untuk lepas dari lingkaran gaib hantu jamu gendong tersebut.

The Butterfly





The Butterfly 


Merupakan sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2007. Film yang disutradarai oleh Nayato Fio Nuola ini dibintangi antara lain oleh Andhika Pratama, Debby Kristy, dan Poppy Sovia. Tayangan perdananya pada 10 Desember 2007.







Full Movie


iki-saiin.blogspot.com

Sinopsis

Film ini berkisah tentang sebuah perjalanan tiga orang sahabat yaitu Fano (Andhika Pratama), Tia (Poppy Sovia), dan Desi (Debby Kristy) dalam pencarian jati diri dan mencari makna kehidupan bagi mereka. Persahabatan mereka diawali dengan pertemuan yang tidak disengaja di saat awal masuk kuliah. Walaupun mereka memiliki karakter yang sangat jauh berbeda satu sama lain, tapi itu semua tidak menghalangi persahabatan mereka.
Tia, anak tunggal yang tomboy. Dia tidak menginginkan ibunya, yang hidup seorang diri, memiliki pasangan lagi. Desi, yang datang dari keluarga kurang harmonis, sudah lama mengidap penyakit leukemia. Sikap Tia yang terlalu sayang dan protektif terhadap dirinya, membuat Desi memiliki ketergantungan kepadanya. Permasalahan mulai timbul saat Fano jatuh hati pada Desi. Sedangkan, Desi tahu Tia sangat menyukai Vano. Akhirnya Desi dan Tia sepakat hanya menjadikan Fano sebagai sahabat. Pada ulang tahunnya yang ke-20, Desi merencanakan sebuah perjalanan panjang bersama Tia dan Vano. Tia dan Fano langsung setuju.
Mereka berharap perjalanan ini akan menjadi hiburan bagi Desi yang tertekan akibat konflik di keluarganya yang semakin memburuk. Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba Desi sakit. Tia dan Fano memutuskan untuk kembali ke Jakarta, tapi Desi menolak dan tetap ingin melanjutkan perjalanan. Di sinilah muncullah konflik-konflik hati yang membuat mereka bertiga belajar tentang hidup, persahabatan dan cinta dalam suka dan duka.

My Wife Is a Gangster 3



My Wife is a Gangster 3 

(Hangul: 조폭 마누라 3; RR: Jopok manura 3) is a 2006 Korean film. It is a sequel to My Wife is a Gangster 2.
This movie, however bearing the My Wife is a Gangster title has little to no relation to the previous movies.






Full Movie


-saiintv.co.cc


Plot

Korean gangster Han Ki-Chul (Lee Beom-su) is put in charge by his Big Boss of looking after Lim Aryong (Shu Qi) who comes from Hong Kong. They expect Lim Aryong to be some big male gangster but she turns out to be a woman and acts very cold toward him and his associates. Moreover none of them speak her language and she doesn't understand Korean. A translator called Yeon-Hee arrives. She is immature and very scared of the gangsters so at the beginning, instead of translating Aryong's rather rude answers, she changes them to nice ones. Quickly, Aryong shows her fighting skills beating other bosses to save her companions. Ki-Chul and his associates who are rather unskilled, are impressed and become afraid of her while, upon finding that they are actually nice, she's trying to be more friendly. Her efforts are ruined by Yeon-Hee who, taking advantage of Aryoung's aura, 'translates' very threatening sentences.
Soon after, they are attacked by professional assassins. They think that they are after Ki-Chul while, as we know from the beginning, they want to kill Aryong who is the daughter of a boss in Hong Kong and is accused of having killed another boss, triggering a gangster war there. They then separate and Aryong and Ki-Chul's car is chased by the assassins but they manage to take refuge in his family. His parents believe that she is his girlfriend and give him a family necklace to give her. The assassins find her again but she overcomes them, especially the woman who really killed the boss. She then goes to meet her mother who is the reason why she chose to hide in Korea, but seeing that she found a new family and is happy, she gives up speaking to her.
After that, she leaves Korea despite Ki-Chul's confession, even if she accepts the necklace. In Hong Kong, her father dies from his injuries caused by an explosion decided by the other boss. Even though Ki-Chul comes to support her, she leaves to take revenge. She then fights the other boss's gangsters with success and eventually she faces the boss. After cheating, he was going to shoot her when Ki-Chul arrives, distracting him. The boss shoots Ki-Chul first, allowing Aryong to come close to him and to kill him. Ki-Chul is not dead but is going to leave Hong Kong. Aryong, after becoming the new boss, succeeding her father, is advised by her father's right-hand man not to let him leave, as did her father who let her mother leave and then regretted it all his life. She follows the advice, stopping him on his way to the airport with all her gangsters and proposes to Ki-Chul, the right-hand man making the translation (not always a very accurate one, like Yeon-Hee). Ki-Chul accepts it and they hug on the motorway


Crook (India)



Crook movie

is a 2010 Bollywood thriller film popularly known by the title of It's Good to be Bad! . The film stars Emraan Hashmi and Neha Sharma in the lead. It is directed by Mohit Suri and produced by Mukesh Bhatt . It was released on 8 October 2010. Before the release, the film was given an 'A' certificate from the Indian Censor Board . Mostly shot in Australia and South Africa , the film is based on the controversy regarding the allegedly racial attacks on Indian students in Australia between 2007 and 2010.



Full Movie

-saiintv.co.cc


Plot

Jai Dixit ( Emraan Hashmi ), an youngster who sells pirated DVDs. One day, his uncle Joseph ( Gulshan Grover ) catches him and changes his personality completely, also changes his name to Suraj Bhardwaj and sends him off to Australia . At the airport, he meets Romi Latti and Suhani ( Neha Sharma ), a young girl who has come to pick Romi up. Suraj gets attracted to Suhani, and therefore he pretends to be Romi and leaves with Suhani. When Suhani finds out that he is not the real Romi, Suraj makes a run into happy-go-lucky Goldie's flat, where he starts living. While Suraj visits a supermarket, he finds that Australians are attacking the Muslim shopkeeper, and approaches them with a gun, when one of the attackers points out "See no evil, hear no evil!", Suraj runs away. Suraj hides in Nicole's car. She works in a strip club named 'Duke's Club'.
Suraj decides to be Suhani's brother- Samarth's ( Arjan Bajwa ) driver. When Samarth's car breaks down, Suraj instead of helping tells Romi to go fix his car so Suhani and Suraj can spent a night together. Soon enough, Romi is attacked by Australians, and all the Indians start to protest, and suddenly Samarath attacks David (Suhani's friend) and police arrest Samarth. Suraj, not wanting to get involved in the mess, leaves from the venue. In the night Nicole tells everything about his brother, who was involved in every attack against Indian and tells Suraj not to bother, he is safe as long he is with her. She also tells that Samarth will be attacked when he will be released from the police custody. Suraj leaves her and goes to the police station and saves Samarth. Suraj and Suhani were shocked when doctor tells them that Samarth is in coma. In between, police arrests one of the attacker. Suhani agrees to be the lone witness of the attack and goes to the police station. Before they process, Police gets information about Suraj's original identity as Jai Dixit. Before police gets to him, he departs from the police station. Suraj and Suhani leave for David's home. Samarth and Romi both kill few Australians and Indian couples and blow up a club. Suhani tells Suraj that Samarth kidnapped Nicole and asks him to save Nicole. Only that would stop all this violence. When Suraj reaches at Nicole Home, he gets hit by Samarth and learns Samarth's plan to murder Nicole and blame the murder on him. Suraj tries to make Samarth understand but he doesn't come out of his mental disability about the violence. He fires Suraj but Romi kills Samarth and saves Nicole. This event brings a new era of friendship between Indians and Australians.